Ketika sinetron lain terjebak alur cerita kurang masuk akal, "Preman Pensiun" anggun dalam alur cerita yang wajar. Ketika sinetron lain seperti menceritakan mimpi jauh dari realita kehidupan nyata, "Preman Pensiun" membumi mengisahkan kehidupan preman apa adanya. Ketika sinetron lain, lebih banyak menampilkan humor garing, dan terkesan dibuat-buat, "Preman Pensiun" sanggup menyajikan humor canggih. Humor canggih yang saya maksud adalah, humor yang, pemainnya memperlihatkan keseriusan, konflik, namun penonton dengan cepat menangkap rasa humor dari adegan itu, dan terpingkal-pingkal dibuatnya.
Sebagai contoh, pada episode 30, ada adegan Pipit, preman setengah baya berbadan besar yang menjadi anak buah Jamal. Dengan gaya bicara bagai dieja dan ekspresi wajah datar, punya karakter selalu nurut kepada Jamal, pemimpinnya, yang kasar dan selalu berwajah beringas. Namun lain dari ketundukannya, Pipit juga tak segan bicara jujur apa adanya jika Jamal sang pemimpin dia anggap salah. Misalnya saat Jamal duduk sombong di kafe, dia teriak kepada penjaga kafe: "Tambah Es Teh Lemon, Tiga!" sambil mengacungkan satu jari telunjuknya.
Melihat itu, Pipit yang sedang berdiri di sampingnya segera membungkuk sambil wajahnya dihadapkan ke Jamal dan berkata "Maaf Bos!"
"Kenaaapppaaa?" tanya Jamal gemas, sambil giginya gemeretak.
"Tiga itu harusnya begini Bos" ucap Pipit sambil menunjukkan tiga jarinya, "bukan begini!" ucapnya lagi sambil mengacungkan telunjuknya, menyalahkan Jamal.
Sebagai pemimpin gila hormat, tentu saja Jamal geram disalahkan anak buahnya, padahal itu perkara remeh-temeh. Karena malas memberikan argumen, Jamal mengambil gelas es teh lemon di depannya, dan tanpa ragu, dia siramkan ke wajah Pipit. Minuman manis asem itu pun membasahi wajah Pipit juga bahu bajunya. Semua kaget dan kasihan. Pipit pun berdiri dan kembali pada posisinya semula, tegak dengan kedua tangan terlipat di dada, sebagai bodiguard gagah. Wajahnya yang serius masih basah, kemudian, masih dengan wajah serius, lidahnya menjulur, menjilat-jilat bibirnya, menikmati manis es teh lemon yang tadi disiramkan ke wajahnya.
Serius, penuh penghayatan, terkesan kasar, keras, bernuansa jalanan, namun luar biasa, ini sebenarnya sinetron Komedi.
0 Response to "Preman Pensiun"
Post a Comment