Buku Catatan Hati di Setiap Do'aku

Waktu baca buku CATATAN HATI DI SETIAP DOAKU, dan mulai membaca bab pertama, dan tertera di sana nama penulisnya "Asma Nadia", saya kaget, rupanya beginilah yang pernah terjadi pada rumah tangga Asma Nadia dan Isa Alamsyah.

Mbak Asma menulis:

"Dalam kondisi terhimpit, mertua dan beberapa kerabat suami berulang kali memaksa membawa saya ke Habib, Kyai, Haji, dan dukun yang dianggap orang pintar. "Suamimu bisa kerasukan perempuan itu dan lupa anak istrinya, mustahil kalau bukan karena diguna-guna."

Oh, rupanya begitulah. Sangat tak terduga dan sulit saya percaya, jika Pak Isa ternyata pernah terjerat godaan wanita. Pak Isa yang selama ini saya  hormati, rajin saya baca tulisan-tulisannya, ternyata pernah juga rumah tangganya diganggu ulat sutra. Ini luar biasa. Dalam buku ini Mbak Asma, menulis begitu jujur dan terus terang. Sulit dipercaya. Tapi ini nyata. Ini bukan fiksi. Buku ini kumpulan kisah nyata. Dan Asma Nadia menulis dengan penuh kejujuran, saya kira sebab dia yakin, tulisan yang bagus adalah tulisan ditulis dengan penuh kejujuran. 
"Sulit menjelaskan bagaimana perasaan saya saat mendengar pengakuannya. Penjelasan yang mungkin bukan didengar pengakuannya. Pengkuan yang mungkin bukan didorong oleh perasaan bersalah karena telah mengkhianati saya sebagai istri. Pengakuan yang lahir mungkin lebih karena terpaksa. Sebab seisi kantor sudah tahu. Perempuan yang menjerat suami saya selama ini entah berapa lama sudah dipecat." tulis Asma.

Saya perkirakan, peristiwa ini melanda rumah tangga Pak Isa saat dia masih wartawan. Dan wanita penjerat itu, mungkin teman kerja di kantor surat kabarnya. 

"Saat menatapnya, saya tak bisa menghindari begitu banyak pertanyaan yang ingin sekali saya lontarkan: sudah berapa lama hubungan itu berlangsung? Apa yang menarik dari perempuan itu? Apa sajakah yang sudah mereka berdua lakukan?" lanjutnya.

Teringat sinetron-sinetron dan lagi, memang begitulah biasanya istri menanyakan. Sejak kapan berhubungan dengannya? Apa menariknya dia? Sudah melakukan apa saja?

"Saya tetap berpikir positif dan menguatkan doa. Menyibukkan diri dengan persiapan menyambut kelahiran. Alhamdulillah, bayi kami lahir sehat. Allah memperkenankan doa saya. Air mata menitik saat pertama melihat sosok mungil yang selama ini berada di dalam perut saya." 

Saya menebak-nebak, mungkin bayi yang lahir ini anak pertamanya, Caca. Seperti umumnya ibu pada kehamilan pertama, maka dia sangat intens menjaga. Beruntungnya, Caca terlahir sehat. Sekarang sudah remaja.  Alhamdulillah, memang dia terlahir sehat. Akan tetapi, kisah berikutnya lebih parah.

"Tiga tahun sejak pengakuannya, dan persoalan dengan perempuan lain itu yang tidak selesai-selesai, suami terjerumus kian jauh dalam maksiat. Seiring langkahnya yang semakin jauh dari jalan Allah, keberkahan seperti pelan-pelan meninggalkan kami. Kebahagiaan rumah tangga hilang. Dan terakhir, usaha suami bangkrut total."

Kasihan Pak Isa, rupanya pernah bangkrut juga. Teringat dia guru saya, bahkan banyak mengajarkan ilmu kepada saya, cukup kasihan juga. Namun tetap bagi saya, separah apapun kesalahannya, bagi saya, dia tetap orang mulia, peduli, dan murah hati kepada sesama. Terjerumus ke lubang maksiat sebagaimana disebutkan di sana, saya yakin itu bukanlah kemaksiatan yang parah.

"Dalam kondisi terhimpit, mertua dan beberapa kerabat suami berulang kali memaksa membawa saya ke Habib, Kyai, Haji, dan banyak orang pintar lain: "Ira, suamimu kerasukan perempuan itu dan lupa anak sama istrinya, mustahil kalau bukan karena diguna-guna. Pasti perempuan itu yang mengambil semua harga Mas Luki...."


Stop! Stop! Tunggu sebentar.
Luki?
Kenapa Luki?
Bukankah ini sedang membicarakan Pak Isa?
Apa mungkin Pak Isa Alamsyah ini hanya nama pena. Atau mungkinkah nama sebenarnya adalah Luky Isa Alamsyah?
Tapi,
Tunggu sebentar.
Saya mau loncat dulu ke ujung
Maka saya buka halaman terakhir cerita ini
Dan wah ternyata, seberesnya cerita, di sana tertera tulisan, "Berdasarkan cerita Ira Mulia (bukan nama sebenarnya).
Weleh..welehh, ternyata cerita ini bukan pengalaman Mbak Asma, dan suaminya, itu bukan Pak Isa.

Tapok jidat pake martil
Ternyata ini bukan kisah Pak Isa.
Tapi bagaimana pun, kisahnya seru karena, ini plotnya, bukan rekayasa susunan manusia, namun realisasi rencana Yang Maha Kuasa. Best Seller nasional, isi buku ini memang menggugah. Sajian tentang keajaiban do'a dengan wajah lain, dalam bentuk cerita, sebagaimana tertera di cover depannya:

"Kisah-kisah keajaiban doa yang inpiratif, membangkitkan harapan dan menuntun keluar dari keputusasaan." Buku CATATAN HATI DI SETIAP DOAKU, layak menjadi bacaan Anda. Selami kisah-kisah di dalamnya, dan dapatkan pengalaman berharga.


Related Posts:

0 Response to "Buku Catatan Hati di Setiap Do'aku"

Post a Comment