Sebetulnya, Kemampuan Menulis Asma Nadia Itu Biasa Saja

Setelah saya perhatikan ulang, kemampuan menulis seorang Asma Nadia itu biasa saja
Biasa saja, tidak ada yang istimewa,
Tidak jauh berbeda dengan kita, dan perbedaannya dengan kita itu sedikit saja.
Asma Nadia tekun,
Kita tidak.

Daya menulisnya biasa
Yang tidak biasa adalah, daya yang dicurahkan buat tulisannya
Buku-buku laris dia
Yang sekarang beredar laris di pasaran,
Dan naik menjadi cinema layar kaca atau layar lebar, itu bukan karya hasil kerja sembarangan.
................
Saya perhatikan di rumah penerbitanya,
Sebelum sebuah novel keluar, dan menjadi konsumsi masyarakat pembaca
Sebuah karya terus dibaca
Berulang-ulang, dirombak, diedit, dipermak, print out, periksa lagi, edit lagi,
Revisi lagi, cetak lagi, dan begitulah seterusnya hingga buku itu keluar dengan sajian bagus.

Assalamualaikum Beijing,
Novel yang beredar di tengah kita sekarang,
Yang menarik minat banyak orang, bahkan ada yang beli tak cukup 1
Ada yang beli sampai dua, tiga, dan empat buku
Buat dijual lagi, hehe.....itu lahir bukan dalam waktu sebentar.
4 tahun.
Bayangkan!

Novel "Surga yang tak Dirindukan"
Best Seller nasional, dan meraih penghargaan "Novel Terbaik Islamic Book Fair Award"
Itu kerjanya tak sembarangan. Seperti Asma Nadia sebutkan dalam pengantarnya,
Memerlukan waktu 6 tahun sampai novel itu seperti adanya sekarang.

Kita ini
Hanya melihat hasilnya.
Dan jarang memikirkan, seperti apa kerja keras di baliknya.
Kita tidak tahu, di balik karya menggugah itu, di balik karya best seller itu, di balik karya yang mengundang banyak pujian itu...
Ada mata merah akibat kelelahan membaca
Ada pening kepala terlalu banyak mengunyah kata
Ada kepala ubun-ubun panas akibat terus memikirkan kalimat terbaik
Ada setumpuk kertas awut-awutan penuh coretan-coretan, yang harus editor baca, sedikit demi sedikit, untuk mengedit ulang tulisan di filenya.

Anda percaya atau tidak
Editor itu sekarang sedang tumbang di kamar
Pening kepala

Demikianlah sesungguhnya, di balik karya hebat Asma Nadia
Sesungguhnya dari segi kemampuan menyusun kata
Dia itu biasa saja
Boleh dikata
Boleh dikatakan, biasa saja
Bedanya dengan kita, sekali lagi, adalah kerja keras yang tercurah buat bukunya.

Namun, kita
Selalu ingin segala sesuatunya instan
Sukses dengan kerja ringan. Seperti masak mie, direbus langsung matang!
Makanya, kepada siapa pun pembaca tulisan ini,
Tolong sampaikan pesan saya kepada orang bernama Dana
Draft bukunya yang sekarang dia simpan,
Sampai kapanpun takkan pernah selesai, takkan pernah jadi karya bagus, apalagi beredar menjadi buku bernilai, jika kerja keras merevisinya saja tak pernah suka.

Related Posts:

0 Response to "Sebetulnya, Kemampuan Menulis Asma Nadia Itu Biasa Saja"

Post a Comment