Assalamualaikum Beijing sukses menyedot perhatian penonton. Pada tayangan perdananya, penonton kehabisan tikar. Itu yang saya lihat di DETOS. Depok Town Square. Untuk tayang jam 15.00 kuota habis.
Maaf, maksud saya kehabisan tiket.
Promosi buat film ini cukup maksimal. Via twitter, facebook, fans page, dan instagram. Sebagian pengunjung datang karena bedah buku. Seorang pengunjung saya wawancarai, "Dari mana Anda mendapatkan informasi Assalamualaikum Beijing?" Dia jawab, dari bedah buku di kampusnya.
Keramaian DETOS juga diwarnai dengan kehadiran Morgan Oey, pemeran Zhongwen dalam film ini. Orang-orang berebut berfoto dengannya. Untuk wawancara, dia duduk di atas bangku panjang didampingi ibunya. Dan orang-orang melingkung siap memberikan wawancara. Asma Nadia duduk di tengah lingkaran sebagai pemandu. Sayangnya, sewaktu diminta mengajukan pertanyaan, tidak seorang pun bicara. Tidak tahu kenapa saya sendiri bungkam.
"Dana, ayo mungkin kamu ada pertanyaan?"
"Tidak ada bu!" harusnya saya menjawab belum ada.
Tapi lama-lama ada juga, "Mengapa datang bersama Mamah?" tanya saya disambut tawa fans. Mereka mentertawakan saya. Munkin pertanyaan ini norak. Kurang sopan.
"Oh ini karena, kebetulan Mamah sedang datang ke sini. Saya kan dari Singkawang." jawab Aktor kelahiran 31 Mei 1990 ini.
Singkawang? Memangnya Singkawang itu jauh ya? Bukannya Singkawang itu dekat dengan Jakarta? begitu tanya saya dalam hati.
Eh itu kan Cawang ya.
Waktu saya periksa di Wikipedia, Singkawang itu Kalimantan Barat. Busyet, jauh amat. Pantesan, sekarang ibunya sampai sampai ikut sana-sini, jumpa fans, nonton bareng, termasuk kemarin, nonton premier.
Menyaksikan besarnya antusias penonton, Pak Isa Alamyah berharap, ini terjadi semua bioskop seluruh Indonesia. Dia periksa facebook. Update status dan foto terbaru dari salah seorang menunjukkan, di salah satu bioskop di Makasar, orang antri sampai WC.
Dejurai.com memberitakan, warga Pringsewu rela ke Bioskop 21 Bandar Lampung, demi nonton film "Assalamualaikum Beijing", Mall Central Plaza, Jalan Kartini, Bandar Lampung.
Nadia, mahasiswa Teknik Elektro Unila mengungkapkan, dia rela jauh-jauh datang, karena penasaran dengan pemilihah judulnya yang Islami. Diawali kata "Assalamualaikum". Novelnya sendiri dia belum pernah baca. Jadi dia putuskan, mau langsung saja nonton filmnya.
Vera, warga Pringsewu, sengaja pergi ke Bandar Lampung, untuk nonton film ini. "Seorang wanita luar biasa, yang akhirnya mendapatkan pria yang boleh dikatakan sempurna. Saya bela-belain dari pringsewu buat nonton film ini." ungkapnya.
Namun sebuah tulisan di kompasiana mengangetkan saya. Sebagai pendukung film ini, membaca judulnya sedikit tersulut emosi, "Film Assalamualaikum Beijing: Saya Kecewa Berat." Kurang ajar! Berani sekali orang lain. Kalau niat baik, tak usah pake tulisan yang disebar. Datang atau hubungi sendiri bagian pembuat film, atau setidaknya, kepada penulis buku sekaligus penerbit buku yang menjadi sumber pembuatan film ini. Saya pun membaca tulisan itu, sekilas, ternyata dia kecewa berat dengan film itu, bukan kecewa dalam arti sebenarnya. Dia kecewa, karena pertama kali nonton premier di epicentrum tidak kebagian tempat duduk. Dia pun kecewa, mengapa sepanjang tahun ini, baru film ini yang datang dengan pesan moral mendidik. Brengsek! Ada-ada saja orang ini!
Melihat antusias penonton, dan sambutan mereka, dada membusung, harapan membesar, semoga ke depannya, film-film Islami semakin bagus, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Tayangan Perdana Film Assalamualaikum Beijing"
Post a Comment