Jika Anda seorang pencinta baca, mudah menikmati sebuah buku, punya banyak waktu luang, dan suka nulis--sangat mudah bagi Anda meresensi sebuah buku. Sebuah novel tipis, mungkin, cukup Anda baca empat jam. Tamat. Setelah itu, Anda tulis resensinya. Beres.
Sedangkan saya, memang seorang pencinta baca tulis. Akan tetapi, masalahnya waktu saya buat membaca sedikit. Sebagian besar waktu, harus saya gunakan buat nulis. Dan yang harus saya tulis adalah resensi buku.
Bagaimana solusinya?
Yang saya lakukan adalah, membaca saja semampunya, dan ketika tiba-tiba, rasa penasaran timbul terhadap buku itu, ingin tahu bagaimana terusannya, maka mulailah saya menulis, untuk menularkan rasa penasaran itu kepada pembaca.
Sesederhana itulah.
Mengapa?
Karena konsep resensi saya, berbeda dengan konsep resensi pada umumnya.
TUJUAN MERESENSI MENURUT SAYA
Pernah saya baca dalam buku Bahasa Indonesia, satu dari sekian tujuan meresensi buku adalah, memberi kemudahan kepada pembaca yang ingin cepat mengetahui isi sebuah buku. Karenanya, demi tercapainya tujuan itu, seorang peresensi harus membaca habis buku itu, memahaminya, maka kemudian barulah, dia sajikan sinopsinya dalam tulisan. Itu jika peresensi punya banyak waktu.
Akan halnya saya yang punya banyak keterbatasan daya dan waktu, tujuan meresensi tentu saja beda. Bagi saya, tujuan meresensi adalah, mengenalkan buku kepada pembaca, memikat mereka, buat mereka penasaran, hingga dia rindu, kangen ingin membelinya.
Karenanya, bagi saya, untuk meresensi sebuah buku, tak perlu membaca semua. Cukup saya baca sebagian, yang buat saya penasaran, kemudian setelah itu, langsung saya tulis saja resensinya. Apa yang buat saya penasaran, pasti demikian pula efeknya kepada pembaca.
0 Response to "Cara Meresensi Buku versi Kang Dana"
Post a Comment