Jilboob Menurut Asma Nadia

Satu dari sejuta kekaguman saya pada Bu Asma, cara-cara pandangnya yang bijak. Dari segala hal, dia lebih senang melihat sisi baiknya. Sudah lama ini mau saya tuliskan. Berbagai kendala, waktu dan kesibukan kerja menjadikan penulisan tertunda. Inspirasinya datang setelah nonton salah satu acara TV One yang membahas fenomena "Jilboob", yaitu berjilbab sambil lekak-lekuk tubuh kelihatan yang kian marak di kalangan perempuan remaja, dan kalangan perempuan yang butuh diremajakan, hehe. Melihat fenomena ini, terutama di social media, banyak orang mencela-cela. Menyebutnya sebagai penistaan agama. Bahkan ada yang teriak, dari pada menutup badan tapi tetap kelihatan aurat, sudah saja telanjang. Haduh nih orang, bukannya menginginkan kebaikan, malah menghalang-halang. Jangan begitu atuh Say.

Menariknya, Asma Nadia sangat bijak dalam mengambil sudut pandang. Dia ungkapkan, dengan bahasa lembut, dan mengalir lancar, bahwa para wanita yang memakai pakaian dengan lekak-lekak lekuk kelihatan itu belum tentu sebuah keburukan. Bisa jadi itu prosesnya buat memakai jilbab lebih tertutup lagi. Sebab tidak semua orang bisa mengenakan jilbab dengan mudah. Berbagai halangan mereka dapatkan, ada halangan dari keluarganya, ada halangan dari lingkungannya, teman-temannya, dan orang yang memakai jilbab ketat itu, bisa jadi bukti keinginannya sedikit demi sedikit menjalankan agama.

"Kita hargai teman-teman yang berproses, tapi sambil kita rangkul mereka, jangan sampai mereka baru mulai pengen pake jilbab kemudian, (karena kita sinis kepada merekam dengan mengatakan) ih kok jilbabnya begitu sih, akhirnya mereka malah menarik diri, malah jauh. Jadi.." cukup sampai di sana ungkapannya, terpotong oleh Astri Ivo yang juga bintag tamu.

Saat saya mengingat ini, saat mengingat Asma Nadia dan sikap bijaknya dalam memandang fenomena-fenomena kekeliruan di kalangan remaja, saya membuka buku "Salon Kepribadian". Seketika air mata ini mengambang, membaca kata-kata di dalamnya, dan merasakan kata-kata Mbak Asma di dalamnya sebagai pesan penuh kasih sayang. Betapa dia ingin remaja negeri kita, . Penuh kasih sayang kepada remaja, supaya menjadi pribadi yang berkasih sayang. Kasih sayang kepada dirinya sendiri, dengan memberinya pakaiannya yang baik, bersikap baik, dan berkata-kata yang baik. dan berkasih sayang kepada orang lain, dengan mengatakan kata-kata membahagiakan, dan tidak mengeluarkan kata-kata menyakitkan. Buku "Salon Kepribadinya" meski memakai kata salon, sama sekali bukan membahas suasana salon kecantian, ini buku salon kepribadian, dan ungkapan-ungkapan di dalamnya penuh kasih sayang.

Misalnya dalam buku ini, Mbak Asma memberikan nasihat, supaya dalam berkata kepada sahabat, kita mesti berjaga-jaga. Antara lain mbak Asma memberikan nasihat, jangan "Merusak Kebahagiaan Teman", Baliau contohkan "Misalnya gini, ada teman yang lagi cerita, semangat banget soal ultahnya, terus dapat kado seru dari papanya, tiba-tiba terdengar komentar seorang muslimah, "Iiih, itu kan nggak syar'i."  Komentar seperti itu sangat cepat mematikan kegembiraan seseorang."

Dia sampaikan, mestinya berita itu disambut gembira dengan komen positif, dan jika pun ada bagian dari curhatnya yang bertentangan dengan agama, pikir ulang dulu sebelum berkata, dan cari waktu yang tepat buat menyampaikana, kesempatan yang sekiranya dia siap menerima saran dan masukan dari kita. Itu satu bab saja. Bab yang lainnya lebih asyik lagi, dengan bahasa akrab, mudah dicerna serta contoh-contoh yang asyik buat dibaca, Mbak Asma terus mengalirkan nasihat bijaknya.

Related Posts:

0 Response to "Jilboob Menurut Asma Nadia"

Post a Comment