"Dari kesemua kesalahan yang sering dilanggar, terkumpul daftar 101 Dosa Penulis Pemula. Sebenarnya masih banyak dosa yang sering dilanggar, tapi sementara, terhindar dari 101 dosa ini saja, sudah cukup untuk membuka kemungkinan masuk ke dalam surganya para penulis."
"Dosa ke-60 adalah karakter tidak konsisten. Karakter tidak konsisten menunjukkan penulis tidak cukup menjiwai karakter yang dibangun. Karakter tokoh dalam sebuah cerita harus konsisten sebagaimana karakter manusia di dunia nyata. Di dunia nyata orang sabar akan senantiasa sabar, tapi ada saatnya mereka marah ketika muncul satu pemicu yang kuat hinga membuat kesabarannya habis."
Dua paragraf di atas, saya curi dari buku 101 Dosa Penulis Pemula, karya Pak Isa.
Lalu bagaimana trik membuat karakter konsisten dalam sebuah cerita?
Solusi dari Pak Isa adalah dengan MENGINGAT TOKOH DALAM KEHIDUPAN NYATA DENGAN KARAKTER YANG SAMA.
Ini dipratikkan Asma Nadia dalam menulis cerpen-cerpen dan novelnya. Ini ternyata satu dari sekian banyak modal Asma Nadia hingga karya-karyanya laris dirakusi pembaca. Saat menulis Aisyah Putri, Bu Asma mengingat kakak iparnya untuk konsisten dengan karakter kakak Aisyah Putri, demikian juga untuk membangun konsistensi karakter Windu, Bu Asma mengingat salah satu teman sekolah gokilnya.
Bukan cuma Asma Nadia. JK. Rowling pun demikian saat membangun karakter-karakter dalam novel hebohnya: Harry Potter. Dia mengingat teman-temannya di masa kecil.
0 Response to "Membangun Konsistensi Karakter dalam Cerita"
Post a Comment